Mencapai 200 Ribu Tandatangan, Pertandingan Argentina Vs Prancis Akan Diulang?

 

Argentina berhasil mengalahkan Prancis di laga Piala Dunia 2022 pada Miggu (18/12) kemarin. Namun, ternyata kemenangan ini dinilai tidak sah oleh banyak orang. Bahkan setelah laga tersebut berlangsung, muncul petisi yang meminta untuk laga final tersebut untuk diulang.

Tidak tanggung-tanggung, karena petisi tersebut berhasil untuk ditandatangani lebih dari 200 ribu orang. Tentu ada alasan kuat kenapa mereka meminta untuk mengulang pertandingan tersebut. Salah satu yang dijadikan alasan adalah mereka menilai keputusan dari wasit Szymon Marciniak yang dinilai kontroversial.

Banyak komentar miring yang muncul setelah pertandingan, seperti pada gol ketiga Argentina yang dicetak oleh Lionel Messi, di mana Lautaro Martinez tengah berada di posisi offside terlebih dahulu. Bukan hanya itu saja, para pemain cadangan dari Argentina juga masuk ke dalam lapangan saat gol kedua Argentina yang di cetak oleh Messi tercipta.

Tentu keputusan kontroversial dari wasit yang berasal dair Polandia Szymon Marciniak itu membuat para supporter bereaksi. Salah satu yang membuat petisi tersebut adalah akun France 4ever.

“Wasitnya benar-benar dijual, tidak pernah ada penalti + kesalahan pada gol ke-2 MBAPPE,” tulis France 4ever pada keterangan yang ia tulis di alam petisi yang ditujukan pada FIFA.

Meski dalam keteragannya itu ia menyebutkan mengenai keluhan tentang wasit Marciniak, tetapi ia tidak menuliskan keterangan mengenai gol ketiga Argentina yang malah mendapat banyak perdebatan.

Banyak masyarakat Prancis yang menilai kalau kemenangan dari Argentina tidaklah sah dikarenakan dua gol awal dari Albiceleste ini harusnya dianulir. Pada gol pertama, Messi langsung membuka keunggulan melalui eksekusi penalti. Di mana sebelumnya gol dari Angel di Maria dilanggar Ousmane Dembele di kotak terlarang.

Namun, tetap saja Argentinalah yang sukses ntuk merengkuh trofi Piala Dunia ketiga mereka, sedangkan Prancis gagal untuk mempertahankan gelar yang mereka raih di edisi 2018 lalu.

Bahkan sampai dengan Jumat (23/12) sore waktu setempat, petisi tersebut sudah ditandatangani sebanyak 200 ribu orang. Sampai berita ini diturunkan, sudah terdapat 229.841 tandatangan yang setuju untuk pertandingan final ini untuk diulang kembali.

 

Olahraga Kini Menjadi Tren Gaya Hidup Setelah Pandemi COVID-19

 

Olahraga merupakan salah satu upaya yang dilakukan orang-orang dalam menjaga kesehatan, di mana saat ini olahraga semakin menjadi tren gaya hidup. Tidak bisa dipungkiri bahwa pandemi yang menyelimuti dunia membuat orang-orang menjadi lebih aware dengan kondisi kesehatan mereka. Itulah kenapa olahraga saat ini menjadi keseriusan setelah pandemi COVID-19.

Hal ini disampaikan oleh komisaris utama PT Welspro Inspirasi Utama, Edi Mustamsir.

“Parameter pace berlari, power, bike fitting sudah menjadi suatu term yang tidak asing bagi mereka para penghobi yang gila olahraga ini,” kata dr Edi dalam keterangannya.

Ia mengatakan bahwa perkembangan dari ilmu dan teknologi yang ada saat ini juga ikut mendorong dunia olahraga pada level yang berbeda. Hal yang paling terlihat saat ini adalah adanya klinik sport yang kini banyak bergerak pada bidang penanganan cedera atau pun peningkatan performa olahraga.

Dari data dan pengukuran objektif yang menjadi kunci di dalam memberikan pelayanan yang komprehensif, ini menjadi parameter penting di dalam assessment baik cedera atau pun performa olahraga. Para tim medis yang sudah sesuai dengan kebutuhan kini dapat memberikan program treatment dan latihan secara spesifik yang menyesuaikan dengan hasil assessment yang ada.

“Untuk itu setidaknya terdapat tiga komponen penting yang menjadi kunci dari keberhasilan keberhasilan pelayanan olahraga ini yaitu servis yang komprehensif, data pengukuran yang kuantitatif, serta didukung dengan penggunaan teknologi yang tepat,” katanya.

Ia juga menjelaskan kalau komprehensif merupakan aspek yang penting di dalam sebuah pelayanan, bukan hanya dari segi pelayanannya saja, tetapi juga siapa yang melakukannya.

Tentunya membutuhkan tim yang kolaboratif untuk mendapatkan pelayanan yang komplrehensif. Dalam pelayanan yang ada di klinik olahraga, cedera dan peningkatan performa membutuhkan beragam pihak. Mulai dari yang menangani cedera, terapi, dan juga mengembalikan performa.

“Mulai dari alat assessment, therapy, hingga melibatkan robotik dan artificial intelligence, teknologi memberikan kesempatan bagi dunia olahraga untuk berkembang ke level yang berbeda. Bagi mereka sport enthusiast, teknologi memudahkan mereka untuk mengukur pencapaian performance olahraga yang dilakukan. Selain itu, teknologi juga memudahkan assessment dan terapi dalam dunia kesehatan. Sebagai contoh alat footscan analysis dan juga gait lab yang mengukur pola gerak dan berjalan seseorang sekaligus dengan analiisa resiko cederanya,” kata Edi.